Depresi postpartum

Ibu mana sih yang nggak sayang sama anaknya, nggak ingin anaknya bahagia, tapi kalau kita lihat banyak kasus seorang ibu membunuh anak anaknya ( terutama kasus Aniek dan Andrea ) kemungkinan ada kesamaan.
Andrea sendiri wanita di Texas,USA.Aniek adalah wanita Indonesia diBandung.
Dua duanya punya anak kecil yang belum genap setahun dan punya beberapa anak anak yang masih balita.
Keduanya mengasuh anak sendiri ( Aniek cuman dibantu pembantu paruh waktu).
Dan keduanya wanita yang patuh dengan Agama yang dianutnya.

Andrea sudah dijatuhkan hukuman dan dianggap menderita penyakit Depresi postpartum

Depresi sendiri banyak macamnya, Depresi postpartum adalah depresi yang terjadi setelah melahirkan.

Aku nggak akan nerangin secara ilmu kedokteran tapi aku cuman mau menulis berdasarkan pengamatanku dan pengalamanku sendiri.

Semua wanita yang baru melahirkan aku rasa pasti mengalaminya, entah itu hanya ketakutan kecil ataupun sampai nggak bisa tidur karena dihantuin hal hal yang menakutkan , itu pasti ada.
Besar atau kecilnya hal itu tergantung cara kita mengatasi, tapi tidak hanya "kita" wanita yang baru melahirkan saja, tapi itu termasuk pasangan kita juga.

Komunikasi atau bercerita tentang ketakutan kita atau pikiran negatif kita itu ada baiknya, sehingga kita nggak memendam perasaan itu sendiri dan kita nggak berpikir berlarut larut.

Kesibukan setelah melahirkan ada baiknya nggak melulu dirumah, relax keluar rumah itu juga mengurangi sedikitnya syndrome ini.

Teman bicara ada teman curhat buat seorang ibu itu penting, kadang ada hal yang tidak bisa kita ungkapkan kepasangan kita terutama hal yang menyangkut dirinya,nah hal ini nggak ada salahnya buat cerita ke orang yang kita anggap bisa membantu. Jangan malu bila dianggap kita nggak bisa simpan rahasia suami, tapi dari pada kita stress sendiri?,selama tidak mempermalukan suami aku rasa sih sah sah saja lah, tapi sebaiknya sih cerita ke orang yang bisa kita percaya tidak akan bongkar crita kita , dari pada tambah masalah baru!.

Berapa lamanya depresi ini tergantung diri kita juga, kadang suasana rumah yang tidak menunjang membuat depresi ini akan kita alami dalam waktu yang lama.

Kadang Depresi ini akan semakin mendalam karena masalah masalah yang lain yang timbul setelah punya momongan.

Aku nggak bisa cerita banyak tapi aku sendiri mengalaminya kok,
kadang aku ngerasa sudah rendah banget diantara teman temanku, tapi karena ada beberapa temanku yang lain yang selalu menemaniku dan bertukar pikiran , timbul lagi rasa berharganya diriku.

Kadang aku ngerasa sudah tidak menarik lagi, tapi suami selalu memujiku dan dia tidak menunjukan perubahan meski aku sudah punya anak 2.

Rasa letih mengurus anak menimbulkan depresi ini makin lama dalam tumbuh si ibu, untuk itu peran pasangan sangat diperlukan.
Yang ini aku masih alami deh, soalnya si papa kadang suka udah capek aja pulang kerja, dan nggak mau bantu ngurus anak anak.
Yang ada aku ngerasa tambah down, nggak tahu mau ngapain,kesal,dan pengennya marah ke Michael, tapi untungnya selama ini aku nggak bertindak terlalu jauh ( duh mudah mudahan nggak macam macam deh), biasanya aku langsung cari suasana tenang jauh dari anak anak sebentar, entah itu kekamar mandi atau keteras, hirup udara bentar dan balik lagi hadapin anak anak.
Aku berharap si papa sih bisa ngertiin, tapi kadang dia memang terlalu capek buat ngertiin dan aku maklumin akhirnya.

Nah selama ini aku punya pikiran memang mengerikan banget, aku suka mikir pisau bisa melayang ketubuh anakku, ihh amit amit deh, nah memang begitu Depresi postpartum.
Saking takutnya aku setan datang kepikiranku , aku buru buru simpan itu pisau jauh jauh,aku kadang nggak mau anakku ikutan main didapur, aku merasa lebih baik tidak masak dari pada aku megang pisau dapur.

Kalau semakin lama terpendam pikiran itu,semakin bertambah masalah yang ada.maka bisa saja kasus aniek terjadi.
Aku sadar hal itu dan aku selalu memohon ke Allah aku diberi kekuatan menghindari pikiran jahat itu.
Aku sendiri sadar akan keadaan diriku dan aku "harus" merubahnya.

Tentang Kasus Aniek



Susan menulis di blognya, kalau kesalahan nggak semuanya ditangan si Aniek, suaminya adalah merupakan faktor pemicu dalam kasusnya ini.
Susan tulis, seandainya suami izinkan dia bekerja mungkin stressnya nggak kepanjangann dan dia bisa menggaji pembantu penuh dan dapat hiburan,atau karena dia tidak ada pembantu dirumah sebaiknya suaminya membantu dia dirumah,dan kalaupun memang tetap terjadi kasus si Aniek , paling nggak anaknya pertama terselamati telihat dari usaha si aniek membunuh anaknya sempat gagal sebanyak 4 kali karena adanya orang lain dirumah itu.

Aku setuju sekali pendapat susan itu, ya Suaminya dalam hal si aniek adalah faktor utama, sianiek yang pintar cuman disuruh jadi ibu rumah tangga yang kuper.
Dia sudah pernah menikmati surganya dunia, penuh kelimpahan harta ( orangtuanya yang Dr bedah), nah jelas sekali dia nggak siap meski untuk orang orang tertentu pasti bilang , kalau agamanya kuat kita pasti kuat.

Malah karena agamanya kuatlah kasus Andrea dan Aniek terjadi,
Andrea yang penganut agama tertentu yang mengajarkan selalu mengenal kan keadaan neraka ,dan anak anak yang tidak terurus akan membuat mereka menjadi manuasia penghuni neraka,begitu juga dengan apa yang dipikirkan aniek, meski mereka beragama berbeda tapi Aniek juga punya keyakinan kalau anak anaknya nanti juga tidak akan bisa menjadi orang soleh, dan hanya akan menjadi penghuni neraka.

Itu juga yang harus kita renungkan lagi,anak itu titipan Allah,mereka punya jiwa dan pikiran sendiri.kita tidak bisa membentuk mereka menjadi apa yang kita inginkan, kita cuman bisa mengarahkan mereka,kalau upaya kita sudah maksimal sebatas kemampuan kita untuk menjadikannya manusia yang berakhalak,tapi dia tetap punya jalannya sendiri,itu bukan lagi kesalahan orangtua atau Ibu yang melahirkannya,palagi kalau dia sudah dewasa itu adalah mutlak pribadi si anak sendiri yang menentukan jalan hidupnya.

Sebuah Dilema memang sebagai orangtua yang ingin anaknya menjadi sempurna.

Andrea Pia Yate akhirnya dijatuhi hukuman mati ( click link untuk baca selengkapnya )

Comments

Hazmin Family said…
Aku jg setuju dgn pendapat Holly. Kesalahan itu utamanya bukan berarti berasal dari Anik sendiri. Perlu ditelusuri lingkungan rumah & keluarganya mengapa hal ini terjadi.

Mungkin kalau Anik diberi peluang utk berkarier, dia dpt berinteraksi dlm dunia kerja yg dinamis, sehingga mempunyai wawasan yg luas dan kalau ada sifat2 negatif yg terbentuk akan terkikis dengan adanya kesibukan yg bervariasi.
bibipbondry said…
sama Hol, kalo liat kasus ortu ngbunuh anaknya sendiri ga abis pikir...cuman mgkn kl udah kalut stress depresi otak susah berpikir jernih ya...setan dimana2.

hmm lebih baik kita mencegah kan..misal dgn menjaga hubungan komunikasi dgn suami jd kl kita butuh apa2 bs mengekspresikan dan suami bs ngerti, eman punya anak kan tanggung jawab makin gede di tgn ibunya jd beban makin berat, hiks...

aku jg paling takut ma pisau kl dirumah sembunyiin jauh dan gak terjangkau anak...
Unknown said…
Tragis sekali kisah si Andrea ini ya. Kalo cuma 1 anak yang dibunuh mungkin sekali saking stress nya dan gak terkendali sehingga tidak bisa berpikiran jernih. Tapi kalo 5 anak sekaligus, kayaknya udah keterlaluan dan sadis sekali, apapun alasan dan latar belakangnya.

How could she do it? Betapapun besarnya masalah dan stress yang dihadapi, kalau tetap ingat kepada Allah YME dan berdo'a meminta petunjuk-Nya, insya Allah jalan keluar pasti ada. Kenapa harus anak2 yang tidak berdosa yang jadi korban? Semoga arwah anak-anak itu diterima di sisi Allah.
Anonymous said…
Aduuhhh ampuun aku baca ampe merinding. Jadi emang ada kemungkinan depresi ya abis punya anak.. (jadi keingetan kasus Brooke Shield) .. mudah2an ntar aku gak gitu yahh.. mesti deket2 ama Tuhan yah :)
Btw Hol, itu berita di Anik disiarin di TV sini gak yah? kok aku gak denger yah? hm...
tragis emang kasusnya anik itu. hmm, cuma kepikiran aja, jangan jaman ortu2 kita dulu jg mengalami depresi semacam ini ya, tapi yang skr jadi semakin parah, karena perempuan yang notabene sudah lebih maju, akan merasa sangat tertekan kalau harus terkurung di rumah tanpa sosialisasi kemana-mana.

So, buat ibu2 FTM, walaupun di rumah tapi sedapat mungkin punya teman2 curhat n sosialisasi ya, buat penyaluran kalu lagi cape.. salah satunya ya dengan ngeblog he..he.. Hidup Blogging!
tragis emang kasusnya anik itu. hmm, cuma kepikiran aja, jangan jaman ortu2 kita dulu jg mengalami depresi semacam ini ya, tapi yang skr jadi semakin parah, karena perempuan yang notabene sudah lebih maju, akan merasa sangat tertekan kalau harus terkurung di rumah tanpa sosialisasi kemana-mana.

So, buat ibu2 FTM, walaupun di rumah tapi sedapat mungkin punya teman2 curhat n sosialisasi ya, buat penyaluran kalu lagi cape.. salah satunya ya dengan ngeblog he..he.. Hidup Blogging!