My Smarth and Bright Boys

Ya semua orangtua pasti bangga sama anak anaknya. Orangtua yang bego dan jahat kalau sampai nggak bangga sama anak sendiri.
Kali ini aku akan cerita tentang ke 2 anak cowokku. Michael dan Ryan.
Keduanya punya sifat dan karateristik yang berbeda meskipun bersaudara.
Michael yang punya hidung mancung dan wajah yang manis..bikin kita kasihan kadang kalau lihat wajahnya.
Sementara Ryan yang sangat meniru hidungku sekali dan bibir yang munggilnya tapi bisa lebar kalau nangis wajahnya bikin gemas dan bisa bikin kita ikut tertawa kalau dia lagi tertawa ceria.

Dua duanya ada kekurangan dan kelebihan.

Michael yang semuanya ingin perfect dan di diagnosa sama ahli pendidikan sini sebagai memiliki Asperger syndrom selalu bikin aku bangga karenanya.
Sebab dia yang menurut ahlinya bersosialsasi kurang malah sangat cemerlang dalam akademic
Kalau dokternya sendiri sih bilang dia normal tapi aku ikuti ahli pendidikannya aja lah sebab banyak kebaikan yang Michael dapat karenanya menurutku.

Michael ini typenya ingin semua sempurna . Ingin semua sesuai aturannya . Ingin semua orang pun sesuai dengan aturan dan kemauannya.
Dia memang sulit sekali jadinya beradaptasi dengan anak yang tidak bisa mengikuti aturan itu meskipun padahal memang yang sebaiknya ya seperti Michael ini di dunia yang sempurna . Cuman kehidupan tidak selalu sempurna dan Michaelpun terpaksa disimpulkan kedalam tanda tanda anak autism ... kasihan kamu nak.

Aku berfikir untung Home schooling dia sebab biar dia tidak perlu repot beradaptasi dengan teman temannya yang sebenarnya kurang sempurna :D.
Tapi aku pikir lagi Michael harus siap menerima keadaan orang lain juga.Harus siap melawan tantangan hidup, Seperti gurunya Michael bilang " kita nggak ingin kan dia menangis saat menghadapi Interview kerja padahal nilai akademic Michael cemerlang?"

Ya tentu saja aku nggak mau Michael jadi berbeda dengan anak lain hanya karena dia nggak bisa menerima kekurangan orang lain.

Di kelasnya sekarang banyak anak Austism dan special need lainnya.Dan dia mulai bisa beradaptasi dengan mereka.
Michael mulai dimasukin kekelas regular " Kindergarten" sesuai level dia . Jadi separuh belajar di kelas special need dan buat Math and sience dan Health ( olahraga)Michael akan diikuti kekelas Regular.

Cuman kemarin saat pertemuan dengan gurunya aku di kasih tahu kemampuan akademic Michael ini bukan lagi buat anak anak Kindergarten dia jauhhhhh diatas kemampuan anak anak seumur dia. Dia bisa melakukan Math anak anak second grade. Bisa memorias Math dan paham katanya.


Kalau Michael normal mungkin dia bisa masuk kedalam golongan anak anak Gifted yang bisa loncat kelas.

Saat ini gurunya mencoba cari solusi yang terbaik buat dia. Kemungkinan untuk math dan reading dia akan di masukin ikut dalam anak anak regular kelas 1 sebab kalau di ikuti di regular kelas 2 atau lebih tinggi dia akan terlalu susah beradaptasi meskipun mungkin buat math dan reading dia nggak ada masalah
Sementara kalau dia dimasukin kekelas kindergarten dia akan merasa boring yang ada dia akan cepat menyelesaikan tugasnya setelah itu dia akan mulai jalan jalan dan ikut omongan gurunya yang sangat mengganggu anak lain tentunya.

Oh dia juga belum bisa menahan diri kalau dia bisa jawab pertanyaan gurunya dia nggak bisa nunggu kapan harus jawab dia langsung aja teriakin jawabannya yang kadang tentu saja itu mengganggu. Ya habis dia bisa sih dan orang lain lama banget mikirnya.

Makanya kadang aku bingung ini yang nggak normal anak orang lain atau anakku sih? tapi ya karena anakku terlalu sempurna lah bikin dia jadi tidak normal ahhh.. semoga kamu bisa belajar mengerti kehidupan ya sayang..


Oh ya tahun depan aku harus masukin dia Boy scout yang menurut gurunya bagus buat dia " Dia pasti akan dapat banyak Pacthes di seluruh uniformnya" kata gurunya serius sambil bercanda :)
Ya aku akan ikuti dia nanti biar dia bisa ikut dan lebih bersosialisasi dengan teman temanya

RYAN

Dia nih usil banget tapi cengeng . Dia sayang dan perhatian sekali sama semua orang.
Tapi nggak ingin jadi perhatian orang ..dia akan nunduk malu.
Dia penakut buat memulai sesuatu tapi sangat pemberani kalau menurut dia itu menyenangkan.
Misalnya kayak kursus piano dia nggak mau disuruh memainkan alat musiknya depan gurunya meski dirumah dia lancar sekali.
Dia belajar dari melihat dan meniru. Dia niru semua yang Michael dan aku lakukan dan dia bisa dengan cepat menguasainya meski bosanan.

Keras sekali kemauannya sekali dia bilang tidak jangan paksa dia buat suka biarin aja dia tahu sendiri dan menyukainya dengan sendirinya

Comments

yenni 'yendoel' said…
baca tentang michael, jadi keingat anak abangku. masuk kategori gifted juga. skrg kls 4 sd, kemampuan mathnya dah setara anak kelas 2-3 SMP. tapi abangku gak mau membiarkan anaknya loncat kelas. sudah berkali2 ditawarin. karena dari segi mental, masih anak2 banget. bahkan ditawarin program olimpiade math 1 thn training, abangku juga menolak. waktu baru kelas 1 SD, mirip michael, kalo dah nyelesaiin tugas, dia jalan sana-sini, kontrol dan periksa kerjaan teman2nya dia. (jadi agak mengganggu anak2 lain juga sebenarnya) tapi kalo kita yg dengar/baca cerita kayak gini, rasanya lucu aja ngebayangi si anak jalan sana sini. habis, dia sudah selesai, susah disuruh duduk bengong dan menunggu. moga dg bertambahnya usia, Michael bisa makin belajar bersosialisasi dg orang lain. aku tmsk orang yg gak terlalu pro thd home schooling. si anak kan jadi kurang sosialisasi. tapi ini in my humble opinion lho..tapi bisa aja anak yg home schooling banyak yg sukses jg. jadi kalo memang kepikir mau kasih home schooling, mungkin dikonsultasikan dg serius dulu, baru ambil keputusan.
iya Yen.. lagian aku belum sanggup home schooling for Michael selain dia jadinya bergaulnya cuman dengan aku doang juga kenangan masa kecil bermain sama temannya ntar kurang..aku kenangan sekolah SD-SMA lah yang paling bikin aku senang..dan aku ingin anak anakku juga punya kenangan indah seperti yang aku alami juga..
Ya soal loncat kelas..disini gurunya juga selalu pertimbangkan gitu dan lagi kalau udah SMP kan systemnya SKS tuh bukan grade lagi ..lain dengan yang di Indonesia..kadang anak anak gifted jadi terpaksa bosan karena sudah menguasai pelajarannya..dan cari kesibukan sendiri